Transformers "Revenge of the Fallen"

Salah satu film terbesar yang dibuat Hollywood kembali mengangakan mulut semua penonton. Berbekal set megah, visual effect yang menakjubkan, cerita yang lebih adventure plus aksi militer dan robot-robot yang lebih banyak. Apa lagi? Perfect? Nggak juga.
Cerita dimulai dua tahun setelah momen unbelievable yang dialami Sam Witwicky (Shia LeBouf) bersama para Autobots yang berjibaku melawan keganasan Decepticon. Kini, Sam mulai memasuki bangku kuliah dan meninggalkan kedua orang tuanya yang ‘lucu’, kekasihnya Mikaela (Megan Fox), dan pengawal setianya, Bumblebee.
Namun ternyata sebuah potongan kecil The Allspark (muncul juga di seri pertama) yang ditemukan Sam di saku jaketnya mengubah plot film menjadi penuh ancaman. Kejadian ini seperti membuka gerbang para Decepticon untuk kembali ke bumi lagi sekaligus membebaskan Megatron yang terkungkung di dasar laut.
Di installment kedua ini, plot digeber dengan kecepatan tinggi dan rentetan aksi yang lebih dahsyat dari seri pertama. Mulai dari menit awal hingga akhir, penonton seakan diajak mengendarai roller coaster yang penuh efek visual menakjubkan. Saking kerennya, mungkin kita akan sampai berpikir “apakah benar ini buatan manusia?”, dari sisi aksi dan efek visual. Hampir tanpa cela.
Kelemahan justru terlihat di sisi drama dan unsur komedi. Beberapa komedi terlihat berlebihan dan nuansa romantis yang ber-chemistry antara Mikaela dan Sam tidak sepadu di film pertama. Make-up character juga kurang diperhatikan. Meski film ini rated-nya PG (dibawah 18 tahun harus ditemani orang tua), namun bisa dipastikan anak-anak akan menyerbu bioskop sama dahsyatnya dengan Decepticon menyerang bumi. Tapi sayangnya, Bay dan Spielberg agak melupakan itu dan memasukkan beberapa adegan mesra yang mestinya tidak terlalu penting untuk cerita kepahlawanan robot-robot ini. Sampai jumpa di aksi ke-3! (rio)
Bikin Komunitas Musik Bintaro Yuk
Jika Anda :
Warga Bintaro ( Segala Usia )
Suka atau bahkan gila musik, anak band/musisi, praktisi musik, kritikus musik, kolektor perangkat musik (kaset, CD, VCD/DVD, alat-alat musik atau segala hal yang berhubungan dengan musik), manajer/produser band, pencipta lagu dan apapun yang berhubungan dengan musiklah.
LET’S ROCK N’ROLL WITH US..!!!
Kita bikin Komunitas Musik Bintaro, yuk. Secara banyak musisi hebat warga Bintaro Jaya yang sudah merestui dan siap gabung. Ada Ari Lasso, Tohpati, Didit Saad, Ipang BIP, dan masih banyak lagi. Di grup facebook nama tentatifnya, BINTAROCK. Tapi bukan berarti buat kamu yang nge-rock aja, karena komunitas ini multigenre, aliran musik apa aja bisa gabung. Seru kan?
Yang mau gabung, kirim nama, alamat, profesi, dan nomor telepon ke Nino (021 9442 8904) atau Rio (021-9544 8447)

Salah satu film terbesar yang dibuat Hollywood kembali mengangakan mulut semua penonton. Berbekal set megah, visual effect yang menakjubkan, cerita yang lebih adventure plus aksi militer dan robot-robot yang lebih banyak. Apa lagi? Perfect? Nggak juga.
Cerita dimulai dua tahun setelah momen unbelievable yang dialami Sam Witwicky (Shia LeBouf) bersama para Autobots yang berjibaku melawan keganasan Decepticon. Kini, Sam mulai memasuki bangku kuliah dan meninggalkan kedua orang tuanya yang ‘lucu’, kekasihnya Mikaela (Megan Fox), dan pengawal setianya, Bumblebee.
Namun ternyata sebuah potongan kecil The Allspark (muncul juga di seri pertama) yang ditemukan Sam di saku jaketnya mengubah plot film menjadi penuh ancaman. Kejadian ini seperti membuka gerbang para Decepticon untuk kembali ke bumi lagi sekaligus membebaskan Megatron yang terkungkung di dasar laut.
Di installment kedua ini, plot digeber dengan kecepatan tinggi dan rentetan aksi yang lebih dahsyat dari seri pertama. Mulai dari menit awal hingga akhir, penonton seakan diajak mengendarai roller coaster yang penuh efek visual menakjubkan. Saking kerennya, mungkin kita akan sampai berpikir “apakah benar ini buatan manusia?”, dari sisi aksi dan efek visual. Hampir tanpa cela.
Kelemahan justru terlihat di sisi drama dan unsur komedi. Beberapa komedi terlihat berlebihan dan nuansa romantis yang ber-chemistry antara Mikaela dan Sam tidak sepadu di film pertama. Make-up character juga kurang diperhatikan. Meski film ini rated-nya PG (dibawah 18 tahun harus ditemani orang tua), namun bisa dipastikan anak-anak akan menyerbu bioskop sama dahsyatnya dengan Decepticon menyerang bumi. Tapi sayangnya, Bay dan Spielberg agak melupakan itu dan memasukkan beberapa adegan mesra yang mestinya tidak terlalu penting untuk cerita kepahlawanan robot-robot ini. Sampai jumpa di aksi ke-3! (rio)
Bikin Komunitas Musik Bintaro Yuk
Jika Anda :
Warga Bintaro ( Segala Usia )
Suka atau bahkan gila musik, anak band/musisi, praktisi musik, kritikus musik, kolektor perangkat musik (kaset, CD, VCD/DVD, alat-alat musik atau segala hal yang berhubungan dengan musik), manajer/produser band, pencipta lagu dan apapun yang berhubungan dengan musiklah.
LET’S ROCK N’ROLL WITH US..!!!
Kita bikin Komunitas Musik Bintaro, yuk. Secara banyak musisi hebat warga Bintaro Jaya yang sudah merestui dan siap gabung. Ada Ari Lasso, Tohpati, Didit Saad, Ipang BIP, dan masih banyak lagi. Di grup facebook nama tentatifnya, BINTAROCK. Tapi bukan berarti buat kamu yang nge-rock aja, karena komunitas ini multigenre, aliran musik apa aja bisa gabung. Seru kan?
Yang mau gabung, kirim nama, alamat, profesi, dan nomor telepon ke Nino (021 9442 8904) atau Rio (021-9544 8447)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar